Halaman

Senin, 18 Januari 2016

Kisah Tiga Buah Pohon



Di dalam hutan, ada tiga buah pohon muda yang bersaudara.  Karena mereka berasal dari bibit pohon yang sama, yang tidak sengaja ditebarkan oleh seekor burung.  Pada suatu hari, mereka bercakap-cakap dengan pohon tua yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka tertanam.
“Cucu-cucuku, ketika kamu tumbuh menjadi pohon dewasa, kalian harus memiliki cita-cita, ya!” ujar pohon tua.
“Ya, Embah!” sahut pohon kesatu.  “Kami sudah memikirkannya.” (Pohon tuanya dipanggil “Embah” karena dia yang paling dituakan diantara pohon-pohon yang lain, dan tinggal di pulau Jawa)
“Bagus! Bagus!” kata pohon tua.  “Memangnya cita-cita kamu apa?”
“Aku ingin jadi kaya! Menjadi peti yang menyimpan harta karun!” jawab pohon kesatu.
“Wah.. Bagus-bagus!!” ujar pohon tua, senang.  “Kalo kamu?” tanya pohon tua kepada pohon kedua.
“Kalo aku,  ingin menjadi perahu yang dinaiki oleh raja-raja, pejabat atau orang terkenal!” jawab pohon kedua, bangga!
“Wah.. Baguss sekali! Nah kalo kamu, Cil?” tanya pohon tua kepada pohon ketiga, sambil tersenyum lebar.   (Dia dipanggil “Cil,” karena singkatan dari “si Cilik!” Sebab dia pohon yang paling imut)
“Kalo akyu, ingin dekat dengan Tuhankyuu~!” jawab pohon ketiga tersenyum manis, lengkap dengan ke-alay-annya.1
“Laah.. gimana caranya?!”  Pikir pohon tua, kebingungan.  “Okeh-okeh! Saya doakan supaya keinginan kalian terwujud suatu hari nanti, ya!”
“Makasih, Embaah!”  sahut mereka bertiga.
* * *
Dua puluh tahun kemudian, Ketiga pohon tersebut sudah menjadi pohon dewasa yang gagah! Ketiga pohon dewasa tersebut ditebang orang, lalu diangkut oleh perahu untuk dibawa ke tanah perjanjian, tempat bangsa Israel berada.  Karena orang luar negeri tahu; kualitas kayu di negara Indonesia bagus-bagus dan kuat.  Sedangkan pohon tua itu tidak ikut ditebang, sebab kondisi kayunya tidak bagus!
Pohon muda tersebut dibeli orang-orang Israel. Mereka terpisah antara satu dengan yang lain.
Pohon kesatu; dipotong-potong, diamplas lalu dijadikan tempat makan – tempat makan ternak.
Pohon kedua; dipotong-potong, lalu dijadikan perahu nelayan.
Pohon ketiga, juga dipotong-potong, menjadi balok-balok kayu, lalu ditaruh di ruang yang gelap dan dingin.
Mereka merasa sedih sekali, karena nasib mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka impikan.
* * *
Beberapa tahun kemudian, di malam yang gelap, sepasang suami istri yang masih muda, menginap di kandang domba.  Sang istri sedang hamil tua. Lalu bersalin. Ia melahirkan seorang Putera.
Anak itu diberinya kain lampin. Lalu ditaruh di atas tempat makan ternak, yang biasa disebut sebagai palungan.  Tidak lama kemudian, datanglah para gembala hewan, lalu datang juga tiga orang Majus!  Orang Majus tersebut memberikan persembahan; emas, kemenyan dan mur.  Lalu sujud menyembah kepada Bayi itu.
Tersadarlah pohon kesatu, bahwa dia sudah menjadi kaya!  Karena ia menyimpan ‘harta karun’ yang tidak ternilai harganya.  Melebihi emas, perak dan permata.
Impiannya terwujud!
* * *
Pohon kedua yang sudah berubah menjadi perahu nelayan, merasa putus asa!  Karena sudah puluhan tahun, melaut menjadi perahu nelayan.  Bukan menjadi perahu yang mengangkut raja-raja, pembesar atau orang terkenal. Kesombongannya terkikis habis dari hari kesehari, sehingga ia menjadi tidak tinggi hati lagi.
Beberapa waktu kemudian, ketika dia selesai melaut. Dia ditambatkan nelayan di tepi danau Galilea. Tiba-tiba datanglah Seorang laki-laki kepadanya, lalu naik ke atas perahu itu.  Di belakangNya banyak orang mengikuti Dia.  Dan Dia mulai mengajar.
Saat Pria itu sedang mengajar, pohon kedua tersadar; bahwa dia sedang dinaiki oleh Orang Penting dan terkenal.  Melebihi (alm.) Michael Jackson, (alm.) Lee Kuan Yeuw atau Justin Bieber (Lho, emangnya jaman dulu sudah ada mereka??) 
Ia sangat bersyukur, karena impiannya terwujud.  Walau kondisinya tidak seperti apa yang dia bayangkan!
* * *
Pohon ketiga, yang sudah berupa potongan balok-balok kayu; satu per satu balok kayunya diambil oleh prajurit Romawi untuk dijadikan salib, bagi para narapidana yang dijatuhi hukuman mati.
Dia sangat sedih sekali!!!
“Bukannya dekat dengan Tuhan, malah dekat dengan penjahat!!” batin dia.  “Dosa apakah yang telah kulakukan terhadapMu, Tuhan?”  ratap kayu itu yang sudah kehilangan sifat alaynya, karena menderita.
Empat puluh tahun kemudian, potongan kayu terakhir, dibawa oleh seorang Laki-laki menuju Kalvari.  Laki-laki itu terlihat sangat menderita.  Tubuhnya terdapat banyak luka.
Dalam perjalananNya menuju Kalvari atau yang lebih dikenal sebagai Bukit Golgota, Dia terjatuh sebanyak tiga kali.  Sampai akhirnya prajurit Romawi menyuruh Simon dari Kirene untuk menolongNya memanggul kayu tersebut.
Setibanya di Golgota, Laki-laki itu disalib bersama dua orang penjahat.  Orang yang disebelahNya mengejek Dia seraya berkata, “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!”
Tetapi yang seorang lagi membela Dia.  Katanya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?  Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi Orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”  Lalu ia berkata lagi; “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”
Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Lukas 23: 39 – 43)
Tersadarlah pohon ketiga, setelah mendengar percakapan mereka.  Ia sangat terharu dan bersyukur, karena tidak selamanya ia hidup merana.. Impiannya benar-benar terwujud, melebihi apa yang ia perkirakan, yaitu; Dekat dan melekat kepada Allah!!
* * *
Kabar kisah akhir ketiga pohon tersebut tersiar ke seluruh dunia, oleh murid-murid Yesus yang pergi memberitakan Injil. Yaitu; palungan, tempat bayi Yesus diletakkan. Perahu nelayan, yang dipakai Yesus untuk mengajar.  Dan kayu salib; yang dipakai Tuhan Yesus untuk menyelesaikan tugas akhirNya.
Hal itu terdengar pula oleh pohon tua yang kondisinya sudah sangat renta, di pulau Jawa.   Ia tersenyum bangga, lalu robohlah ia terkena hujan badai.
Diceritakan kembali oleh Yenny N.,
 dengan versi baru.
Keterangan:
1.    Alay= singkatan dari kata: anak lebay. “Lebay” sendiri konotasi dari kata ‘berlebihan’.  Kata slang ini mulai dipakai oleh kaum remaja Indonesia pada era tahun 2010-an.

Jumat, 14 Agustus 2015

Tips Menulis Cerpen


Sekedar sharing perihal; apa saja unsur-unsur yg membuat cerpen menjadi bagus?

Ada pun unsur-unsurnya, sebagai berikut:

1. Tema
Tentukan dulu tema yang ingin dibuat.  Apakah tentang love story, friendship, misteri, komedi, dsb.

2. Penokohan
Ceritakan karakteristik dan kondisi fisik tokoh-tokohnya.. apakah matanya bulat? sipit? Rambutnya berombak? lurus? Panjang?  Pendek? Suranya; nge-bass? Parau? Cadel? Cara dia berjalan, mengambil makanan, sifat-sifat pribadi; apakah pemarah, tegas, sabar, melankolis, dsb.  Semakin detail, unik dan ekspresif (jelas), maka pembaca akan semakin mengenal dan menjiwai tokoh-tokoh tersebut.

3. Setting
Di mana kisah dalam cerita itu berlangsung dan kapan terjadinya.  Apa di pantai? di gunung?  Di Paris, Jepang.  Buai imajinasi pembaca tentang keadaan kota tersebut.  Apakah kotanya indah? Gelap/suram?  Semakin mendetil penjelasannya, cerita fiksinya akan semakin jelas!  (seperti benar-benar ada)

3. Alur/plot
Karena ini adalah cerpen; buat alur/jalan cerita yang tidak bertele-tele!
Buat alur yang mengalir dari awal sampai akhir seperti sungai.
Lebih baik lagi jika alur/plot itu dibuat bervariasi, sehingga pembaca merasa diaduk-aduk emosinya. Terkadang menahan nafas, datar, tersentak kaget, atau mengembuskan napas berkali-kali.  Dalam cerpen, biasanya konflik terjadi dari dua orang.  (pihak protagonis dan antagonis).  Dengan penokohan, maksimal tiga orang.
Karena alur cerita bisa dibuat dari sudut pandang orang pertama, kedua atau ketiga.
(Kalau mau panjang, ada pihak ke empat, ke lima, maka ceritanya berubah menjadi novel)

4. Ending
Akhir cerita bisa tokohnya bahagia (happy ending), tragis (sad ending) atau menggantung  (ceritanya sudah selesai, tapi dibuat seperti belum selesai.  Hingga pembaca menebak-nebak sendiri akhir ceritanya sesuai dengan pemikirannya masing-masing)
Cerita yang biasanya disukai editor majalah adalah cerita yang tidak bisa ditebak akhirnya!   Ketika alur cerita sepertinya mengarah ke titik A, tapi ternyata tiba-tiba ke titik C.

 Note.  Biasanya sebelum membuat cerpen, saya sudah memikirkan akhir kisahnya seperti apa?  Pesan moralnya yang ingin saya sampaikan apa? Baru saya tulis isi ceritanya.  
Akhir kisah cerpen-cerpen yang saya buat kebanyakan happy ending.  Karena bagi saya, membuat cerita itu seperti doa bagi diri saya sendiri.

Jakarta, 14 Agustus 2015

~ Yenny N. ~

Jumat, 24 April 2015

Perjalanan Menulisku

Perjalanan menulisku dimulai ketika aku duduk di kelas 1 SMP. Yaitu; dengan berkorespondensi. Karena pada masa itu korenspondensi sedang ngetrend.
Saat kuliah tingkat dua, di dalam kampus, aku bergabung dalam ekskul bahasa Jepang. Di sana, aku menjadi staff publikasi yang tugasnya; membuat mading, brosur, dll. Setelah satu tahun menjabat, akhirnya terjadi regenerasi pergantian pengurus.

Pada masa awal bekerja – tahun 2004 - aku sering mendengarkan kaset khotbah Ibu Pdt. Iin Cipto. Iseng-iseng, aku membuat cerpen anak berdasarkan salah satu ilustrasi khotbah Beliau.  Sekitar tahun 2006-2007, gereja Kharismatik tempatku beribadah mengadakan lomba mengarang cerpen, maka kukirimlah cerpen tersebut ke sana.  Tak disangka, cerpen itu menjadi juara pertamanya.  Aku jadi semangat menulis!

Tahun 2008, aku mengambil kursus menulis online asuhan Pak Jonru. Bagian fiksi.  Sambil belajar, aku ikut menjadi penulis cerita anak di redaksi buletin gereja Katolik, juga menjadi penulis lepas di sebuah majalah anak-anak Kristiani.  Aku menulis di redaksi buletin gereja Katolik, sampai terjadi regenerasi. Di majalah anak-anak Kristiani, sampai (redaksinya) ‘gulung tikar.’ Tahun 2012-2013 saat profesi penulis menjadi profesi idaman orang-orang, aku pun ikut menulis pada buku-buku antologi.  Juga di sebuah majalah digital khusus anak-anak bernama Halo Nanda.

Dari tahun 2006 – 2013, tulisanku masih belum memberikan penghasilan yang mumpuni.  Barulah pada tahun 2014 kemarin, pintu rejeki mulai terbuka, dimana salah seorang penulis senior; Kak Ita Siregar, memintaku untuk mengirim cerpen anak pada media cetak yang hendak Beliau terbitkan.  Sambil berdoa meminta hikmad pada Tuhan, aku langsung mengetik di komputer, lalu kukirim lewat email.  Beberapa hari kemudian, Beliau meminta nomor rekening tabunganku. Tulisanku dibayarnya dalam jumlah yang cukup besar.  Harapanku, suatu hari nanti tulisan-tulisanku bisa semakin bagus, hingga bisa menjadi penopang utama hidupku.

*Dimuat di Facebook & Twitter Penerbit Leutika Prio tgl 22 s/d 28 April 2015 sebagai salah satu cerita inspirasi.

Molay dan Pupuy



Dita memelihara dua ekor anjing. Pupuy, anjing kecil jenis cihuahua; bila bertemu Dita, Pupuy selalu loncat-loncat meminta digendong Dita.  Atau berjalan mengiringi langkah Dita, kemana pun Dita pergi. Sedangkan Molay, anjing kate; bila bertemu Dita maunya minta makan melulu.
Setiap hari Molay dan Pupuy saling bercanda, saling gigit-gigit kuping atau kaki. Pernah suatu kali, Molay menggigit kaki Pupuy terlalu kencang, sampai Pupuy ngamuk-ngamuk! Lalu menyerang Molay.  Mereka pun berkelahi. Dita mendidik mereka dengan memukul pantat kedua anjing tersebut dengan sapu lidi sambil memarahi mereka.  Lalu tidak memberikan makan malam.  Keesokkan harinya, mereka baru diberikan makan pagi.
Beberapa hari kemudian, Molay dan Pupuy duduk manis di depan pintu kamar mandi. Mereka menunggu Dita selesai mandi.  Tapi ketika pintu dibuka..  Tadaa! Yang keluar adalah ayahnya Dita. Mereka pun kaget, lalu bubaran.
Hal lucu lain, adalah; jika Pupuy pipis, maka Molay pun ikutan pipis.  Jika Molay menggonggong orang asing, lalu mengejarnya, maka Pupuy ikut-ikutan menggonggong dan mengejar pula.
Secara umum, mereka adalah anjing yang kompak, setia dan pintar.  Terutama Pupuy!  Jika Dita mengatakan, “Makan, yuk?!”  atau “Minum, ya?”  Maka Pupuy akan menjilat-jilat bibirnya, seperti ingin makan/minum.  Walau Pupuy tidak bisa ngomong, tapi dia bisa mengerti apa yang Dita katakan.  Yang paling mengesalkan Pupuy adalah jika Dita mengatakan, “(Waktunya) masuk kandang!”  maka Pupuy akan berjalan lemas menuju kandangnya.  Jarang sekali Pupuy bersemangat masuk ke kandang.  Tapi jika sedang semangat; Pupuy berlari menuju kandang, membuka pintu kandang dengan moncongnya, lalu melompat masuk ke dalam kandang.
Sedangkan Molay, dia jarang di perintah-perintah oleh Dita.  Jadi ketika disuruh atau diajak ngomong, maka ekspresi wajahnya datar-datar saja.  Kecuali jika Dita membuka tas plastik, maka Molay langsung berdiri dengan kedua kaki, lalu mengendus-endus tas plastik tersebut, “Siapa tahu ada makanan!” pikirnya.
Memelihara dua ekor anjing, melatih Dita untuk menjadi orang yang sabar dan bertanggung jawab.  Karena Dita harus mengurus kehidupan sehari-hari dua ekor anjing tersebut; memberi makan, memandikan, membersihkan; kandangnya, tempat makan/minumnya, membersihkan kotorannya, mencari kutunya, mengajak mereka bercanda, dan lain-lain.
Karena kesabaran Dita dalam mengurus Molay dan Pupuy,  Tuhan akhirnya memberikan Dita tanggung jawab dalam hal-hal besar.  Dia menjadi ketua kelas ketika naik ke kelas empat. Ya! Teman-teman sekelas Dita memilihnya karena sifatnya yang rajin, mudah bergaul, sabar namun berjiwa pemimpin. Yenny N.

*Dimuat di majalah Kebun Cerita No.1 November 2014

Selasa, 03 Desember 2013

Christmas di Yerusalem

Liburan Natal tahun ini Diana mendapat kesempatan istimewa.  Bertahun-tahun Diana berdoa kepada Tuhan agar bisa mengunjungi kota Jerusalem, negeri Israel.  Akhirnya Ibu mengajaknya pergi; hanya berdua saja.  “Ah senangnyaa!” batin Diana.
Setiba di bandara Soekarno Hatta, mereka berkumpul bersama Ketua Panitia, Bapak Pendeta dari gereja Bethel Indonesia dan peserta tour yang lain.  Setelah menunggu sejam, mereka akhirnya naik maskapai penerbangan Malaysia Airliness.  Pesawat, membawa mereka transit ke Malaysia.    Sampai di sana, mereka menunggu kedatangan kapal Egypt Airliness selama enam jam.  Di Malaysia, Diana membeli sebungkus coklat Hershey’s yang sangat lezat lalu memakannya. Coklat susu bercampur kacang almond tersebut meleleh di lidah. “Mmh.. lezaat!”  Diana mengulum coklat sambil tersenyum simpul.  Tidak lupa, dia membagi coklat tersebut kepada Ibu. 
Setelah lama menunggu, akhirnya rombongan naik pesawat Egypt Airliness menuju negara Mesir.
Semalam-malaman Diana tidak bisa tidur di dalam pesawat.  Jadi dia menyempatkan diri untuk menonton film.  Banyak film-film bagus yang ditawarkan, akhirnya Diana memilih judul, “Jack and The Giant Slayer.”  Cerita fiksi tentang kacang ajaib yang bertumbuh sampai ke atas awan, tempat tinggal para raksasa.
Ketika pesawat tiba di Mesir, mereka segera dibawa panitia tour mengunjungi gereja-gereja; tempat kelahiran nabi Musa, tempat Santo Yusuf dan Bunda Maria menyembunyikan bayi Yesus dari raja Herodes, gereja Sampah – gereja yang terletak di kawasan kumuh – namun gerejanya sendiri sangat indah!   Tidak lupa juga, mereka mengunjungi Piramida (makam raja Firaun) dan Sphinx (singa berkepala manusia)
Setelah mengunjungi Mesir, mereka dibawa bis wisata menuju Negara Israel.  Sampai di perbatasan, mereka ganti bis  dengan bis wisata negeri Israel.   
Rombongan tour kemudian dibawa menginap di kota kelahiran Tuhan Yesus Kristus; kota Betlehem.  Selama di Betlehem, mereka mengunjungi gereja kelahiran Yesus Kristus.  Di dalamnya, mereka mengadakan ibadah Natal.  Pada saat mereka menyanyikan lagu “Malam Kudus,”  suasana Natal semakin terasa.  Setelah itu, mereka mengunjungi gereja “Padang Gembala”; tempat para gembala menerima warta sukacita dari malaikat tentang kelahiran Juruselamat.
Hari-hari berikutnya, mereka mengunjungi kota Yerusalem, sungai Yordan, Laut Mati; dikatakan ‘Laut Mati’ karena di tempat ini kadar garamnya mencapai 35% sehingga tidak ada tumbuhan maupun binatang laut yang mampu hidup di dalamnya.  Melaut di danau Galilea, makan ‘ikan Petrus’; ikan dari hasil tangkapan di danau Galilea. Ke kota Nazareth (tempat Tuhan Yesus hidup), kota Kapernaum (tempat Tuhan Yesus melakukan berbagai macam mukjizat), ke kota Yerikho lalu ke taman Getsemani (tempat Tuhan Yesus berdoa untuk terakhir kali), mengikuti  jalan Via Dolorosa (jalan sengsara Yesus menuju bukit Golgota untuk disalib).  Lalu ke makam Tuhan Yesus (tapi makam tersebut sudah kosong, karena Tuhan Yesus sudah bangkit!), ke tempat pijakan terakhir Tuhan Yesus terangkat naik ke sorga.   Ke kota Kana – tempat Tuhan Yesus pertama kali melakukan mukjizat.  Di Kana, Tuhan Yesus menolong sebuah acara pernikahan yang kehabisan air anggur dengan mengubah air biasa menjadi air anggur. 
Di gereja Kana, Bapak Pendeta meneguhkan kembali  ikatan pernikahan pasangan-pasangan suami-istri Kristiani.  Suasananya sungguh mengharukan.  Ada yang menangis bahagia, ada yang berpelukan, bahkan ada yang membawa cincin, lalu memasangkan ke jari manis pasangannya.
Di kota Kana, mereka juga bisa membeli  wine - air anggur murni bercampur alkohol -untuk dibawa pulang.
Acara travelling diteruskan dengan ke gunung Tabor, tempat Tuhan Yesus dimuliakan bersama nabi Musa dan Elia. Ke gunung Hermon – salah satu gunung tertinggi di Israel – di puncak gunung, terlihat hamparan salju yang sangat luas dan indah! Suasananya seperti negeri di atas awan. Perjalanan akhirnya ditutup dengan pergi ke bukit Nebo, tempat nabi Musa meninggal dunia.
Sepulangnya dari Israel, mereka dibawa melintasi negara Yordania oleh bis wisata, lalu terbang ke Jakarta dengan pesawat Etihad.
Tiba di rumah, Diana menuliskan perjalanan wisatanya tersebut dalam kertas folio untuk diberikan kepada Ayahnya yang tidak ikut melakukan perjalanan wisata. Yenny N.

Sabtu, 15 Juni 2013

Aku dan Keajaiban Menulisku


Kalau pada awal tahun 2000-an menggambar komik/komikus merupakan profesi yang paling seksi dilakukan, maka pada awal tahun 2010, penulis adalah profesi yang paling seksi untuk dilakukan oleh banyak orang.
Bagi saya sendiri, talenta itu muncul secara tiba-tiba.  Yaitu, pada tahun 2006; ketika mendengarkan kaset khotbah Ibu Iin Cipto.  Salah satu ilustrasi khotbahnya, saya buat secara tertulis.  Ketika karangan cerita itu, yang berjudul; “Anak Ayam Jago” dilombakan di Gereja Bethel Palmerah.  Naskah tersebut menjadi juara pertamanya.
Setelah Facebook muncul, saya mengenal dan bergabung komunitas-komunitas penulis dunia maya.  Seperti; Belajar Menulis Gratis (BMG), Story lovers, Erin N’ Friends, Cerpenku, Komunitas Bacaan Anak, dan lain-lain.  Hal itu menyebabkan talenta menulis saya semakin meningkat, karena adanya tips-tips menulis yang teman-teman sharingkan dan kritik/saran membangun yang teman-teman tuliskan terhadap naskah karangan yang saya tampilkan. Rasanya  sungguh ajaib, bisa menjalin relasi dengan para penulis lain.  Entah itu dengan orang yang sudah berpengalaman; yang sudah terkenal;   orang yang baru belajar; maupun dengan penulis idola saya sendiri.  Dengan internet, jarak dan waktu tidak ada batasnya.
Eniwei, hal yang paling saya senangi dari Facebook (selain berjejaring) adalah; munculnya berbagai lomba atau audisi menulis.   Seperti tujuan tulisan ini dibuat, ialah untuk memenuhi audisi menulis yang diadakan oleh Afsoh Publisher. 
Dengan mengikuti lomba atau audisi menulis, saya telah ‘melahirkan’ tiga buah buku antologi.  Bagi saya, buku-buku antologi tersebut adalah suatu keajaiban menulis!  Rasanya ada kepuasan batin tak terkira, saat membaca tulisan sendiri yang dibukukan.    Yah.. siapa sih Yenny?  Saya sendiri tak menyangka bisa sampai menerbitkan buku.  Walau buku itu masih buku antologi yang ditulis beramai-ramai.  Namun rasanya sangat puas, karena tujuan akhir membuat buku antologi adalah; membuat buku solo.  Seperti boyband/girlband, yang mulanya nyanyi secara beramai-ramai, tapi ketika dirasa sudah mumpuni, salah satu personilnya akhirnya memilih solo karier.  
Demikianlah keajaiban menulis yang dapat saya sharingkan.  Sekian dan terima kasih. Yenny N.

Jumat, 12 April 2013

Bersyukur



“Bersyukur” Suatu kata yang mudah diucapkan.
Mudah pula diucapkan jika kita dalam keadaan baik-baik.  Atau ketika kita sedang mendapatkan berkat.
Tapi, tahukah Anda.. Bahwa ucapan syukur yang sempurna adalah ketika kita sedang dalam keadaan pahit/jelek?  Karena ucapan syukur tersebut laksana korban yang harum, yang kita persembahkan kepada Tuhan. Yang dapat menghasilkan mukjizat.
Suatu kesaksian yang dapat saya ungkapkan adalah.. ketika selama 7 tahun saya bekerja, saya selalu ditindas oleh manajer operasional saya.  Saya jelas nggak tahu, apa alasan Beliau menindas saya, dan apa salah saya.
Biasanya, setelah Beliau menindas saya, saya akan menuangkan kemarahan saya dengan cara ngomel-ngomel di kamar mandi. (supaya tidak ada orang yang mendengar)  Atau curhat ke; dua orang teman.
Tapi, setelah saya merasa putus asa – ketika dia menindas saya – saya hanya dapat mengatakan; terima kasih, Tuhan!
Beberapa hari kemudian, pada saat acara liburan bersama – menginap di Puncak – ada seorang pembicara yang memberikan moment rekonsiliasi, tiba-tiba saja – tanpa saya minta – teman saya tersebut meminta maaf kepada saya.
Reaksi saya, saat itu hanya terbengong-bengong.. kemudian saya masuk ke dalam kamar.  Dan menangis!  Segala kebencian saya langsung terhapus oleh air mata yang tertumpah.
Sejak hari itu, sampai tulisan ini dibuat, hubungan kami menjadi harmonis!  Saya bahkan suka curhat kepada Beliau dan Beliau suka memberikan nasehat-nasehat yang mengesankan.
Jadi, pesan saya; mengucap syukur sebaiknya tidak hanya dilakukan pada saat keadaan hati senang.  Tapi di saat susah hati, sebaiknya kita tetap mengucap syukur.  Sebenarnya masih banyak mukjizat-mukjizat yang terjadi pada saat saya bersyukur di saat hati susah.  Tapi, di antara semuanya, hal diatas adalah yang paling BERKESAN di dalam hidup saya.

Jakarta, 12 April 2013
~ Yenny N. ~