Halaman

Sabtu, 04 Agustus 2012

Puasa Pertamaku

Bulan Ramadhan sudah tiba, Ini pertama kalinya Ari mengikuti ibadah puasa.  Saat ini Ari sudah kelas  tiga SD.
“Ari, ayo kita makan sahur dulu!”  Kata ibu.
“Baik, bu!”
Ari segera makan nasi bersama opor ayam kesukaannya.
Selesai sahur, Ari bersiap-siap pergi sekolah.  Ari bersekolah di sebuah sekolah swasta dekat kompleks rumahnya.  Karena bersekolah di sekolah swasta, banyak teman-teman Ari yang beragama lain.  Mereka tidak puasa.
Saat bel tanda istirahat tiba, banyak teman-teman Ari yang minum es – berhubung cuacanya juga panas – dan makan bekal yang mereka bawa.  Ari hanya dapat menelan air ludah.  Oya, karena Ari teringat; tidak boleh minum, ia segera melepeh ludahnya.
Ari segera masuk ke dalam ruang perpustakaan.  Disana ujian tidak berhenti datang.  Pada saat Ari membaca komik, Anto si tukang bully datang. Ia merampas buku yang dipegang Ari.  Ari ingin marah!  Tapi dia istighfar; lalu pergi ke sisi lain.  Lalu membaca novel ‘kecil-kecil punya karya’ karangan Adam.
Bel berbunyi.  Tanda jam pelajaran segera dimulai kembali.  Perut Ari mulai berbunyi, “Kriuk!  Kriuk!”  Tapi Ari tetap menahan lapar dan dahaga.  Ia tidak mau puasa pertamanya gagal.
Ari berusaha konsentrasi atas pelajaran yang diberikan oleh ibu guru.
Sepulang sekolah, jam tiga sore, Ari naik sepeda.  Di tengah jalan, ia hampir terserempet motor.  “Pakai mata, Tong!”  maki pengendara motor tersebut.  Ari hanya terdiam.  Dia merasa sangat kelaparan.
Sesampainya di rumah, Ari mencium bau harum di rumahnya.  Rupanya ibunya Ari sedang membuat kolak pisang.  Air liur Ari menetes.  Tapi ia kembali istighfar dengan menahan nafsu.
Ia segera mandi sore dan ngabuburit di dalam kamar dengan mengulang kembali pelajaran di sekolah.
Saat bedug maghrib tiba, Ari membatalkan puasanya dengan minum air putih dan makan kolak pisang yang disediakan Ibu.  
Sembari makan, Ari bertanya kepada Ibu, "Bu, kenapa sih; kalo puasa kita pasti banyak godaannya?  Tadi siang Ari diisengin sama Anto.  Dan sehabis pulang sekolah, hampir ketabrak motor!"
"Astaga, Nak!  Tapi kamu ga kenapa-napa 'kan?"
"Enggak sih, Bu!"
"Godaan atau tantangan itu untuk menguatkan iman kita..  Allah tahu sebesar apa iman kamu, makanya Dia memberikan kamu cobaan.  Untuk menguji kamu!  Tapi setidaknya, tiap cobaan-cobaan itu tidak akan melebihi kekuatan kita."
"Berarti Ari lulus dong, Bu?"
"Iya doong~!  Anak siapa dulu nih?"
"Anak Bapak!" kata Bapaknya menimpali.
Mereka pun tertawa bersama.
Selesai makan, Ari melakukan Sholat maghrib bersama kedua orang tuanya; memohon kepada Allah agar diberi kekuatan untuk menjalankan ibadah puasa di hari-hari selanjutnya. Yenny N

3 komentar: