Halaman

Sabtu, 08 Desember 2012

Kuasa Doa Orang Percaya

Prolog
 Shinta dan Dewi adalah dua orang saudara kembar. 
Walaupun kembar, tetapi mereka memiliki karakter yang sangat berbeda.
Shinta adalah seorang yang betah tinggal di rumah.
Hobi memasak, menjahit dan mengerjakan segala macam urusan rumah tangga. 
Sedangkan Dewi adalah seorang petualang yang hobi menantang bahaya.
Senang travelling kemana pun seorang diri!
Sejak Dewi menjadi aktivis penyebaran Alkitab ke negara-negara yang tertutup
terhadap berita Injil.   Kedua orang ini jadi jarang sekali bertemu.
Hanya memberi salam lewat blackberry dan sosial media.
Suatu ketika, sudah seminggu Shinta kehilangan kabar dari Dewi.  
Keluarga mereka sudah kalang kabut mencari anak mereka. 
Pihak organisasi juga dilaporkan.    
Tapi belum didapati informasi yang jelas..

* * *(Di sisi Dewi)
 Di daerah Siberia Utara.  Yakni daerah yang selalu tertutup salju. 
Dimana matahari jarang sekali menampakkan sinar cahayanya.
Seorang gadis duduk meringkuk di sudut, dalam sebuah rumah kayu. 
“Bagaimana keadaan gadis itu?” 
Tanya seorang dokter kepada orang yang berpakaian tentara,
dengan bahasa setempat.“Ia belum mati!”
“Baiklah… kita uji, seberapa kuat dia menahan hawa dingin badai salju ini!”
Angin terus berhembus dari lubang-lubang kaca jendela yang pecah. 
Memasuki seluruh ruangan yang ada.  
Tubuh Dewi menggigil kedinginan.  Herannya, ia tidak menjadi sakit. 
Kulitnya tidak pecah dan hidungnya tidak mimisan karena suhu yang sangat dingin!
Di tengah-tengah penderitaan, Dewi berdoa minta tolong kepada Tuhan. 
Dan menjerit putus asa!

* * *(Di sisi Shinta)
 Shinta terbangun dari tidurnya.. 
Ia merasakan suatu dorongan yang kuat untuk berdoa bagi Dewi.
Shinta yang setiap hari mendoakan Dewi,
jadi lebih sungguh-sungguh lagi berdoa bagi saudarinya itu.  
Tak lama, Shinta menghubungi teman-teman persekutuan doanya. 
Lalu, setiap hari, mereka berdoa bersama. 
Kabar ini akhirnya meluas ke gereja tempat mereka beribadah.
Setiap minggu, semua pendeta dan jemaat mendoakan Dewi.

* * *(Di sisi Dewi)
 Entah mengapa.. malam ini hati Dewi terasa hangat. 
Seperti ada suatu aliran rasa hangat yang mengalir dari hati Dewi ke seluruh tubuhnya,
terus-menerus.  Tubuh Dewi yang sudah hampir membeku pun,
menjadi segar kembali.Keesokkan paginya, dokter memeriksa tubuh Dewi. 
Berharap kali ini Dewi sudah mati membeku. 
Ketika ia memeriksakan badannya.. ia tercengang! 
Segera ia menegur tentara yang menjaganya. 
“Bagaimana mungkin??  Suhu tubuhnya normal seperti kita???” 
Lalu pergi dengan tergesa-gesa.
Dewi akhirnya dilepaskan dari penjara lalu, ia berlari sejauh mungkin.

* * *Epilog
 Malam natal tiba.. pintu rumah diketuk oleh seseorang.Ibu membuka pintu. 
Seketika itu juga.. “DEWI!!!”  pekik ibu. 
Shinta dan ayah segera berlari berhamburan memeluk Dewi. 
Mereka bertangis-tangisan, menyambut saudarinya yang baru pulang itu.  
Mereka segera menyiapkan segala keperluan Dewi di rumah.
Keesokkan harinya mereka pergi ke gereja.
Di gereja, keluarga mereka disambut dengan penuh haru dan sukacita oleh seluruh jemaat.
Dewi bersaksi di altar mengenai pengalamannya itu. 
Bagaimana Tuhan menolong dan melepaskan dia. 
Semua umat pun meneteskan air mata. 
Memuliakan Tuhan atas pengabulan doa dan pertolongan-Nya yang sangat ajaib.  End

Ide cerita: Dari kesaksian2 di buletin organisasi Open Doors

Tidak ada komentar:

Posting Komentar