Halaman

Senin, 18 Januari 2016

Kisah Tiga Buah Pohon



Di dalam hutan, ada tiga buah pohon muda yang bersaudara.  Karena mereka berasal dari bibit pohon yang sama, yang tidak sengaja ditebarkan oleh seekor burung.  Pada suatu hari, mereka bercakap-cakap dengan pohon tua yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka tertanam.
“Cucu-cucuku, ketika kamu tumbuh menjadi pohon dewasa, kalian harus memiliki cita-cita, ya!” ujar pohon tua.
“Ya, Embah!” sahut pohon kesatu.  “Kami sudah memikirkannya.” (Pohon tuanya dipanggil “Embah” karena dia yang paling dituakan diantara pohon-pohon yang lain, dan tinggal di pulau Jawa)
“Bagus! Bagus!” kata pohon tua.  “Memangnya cita-cita kamu apa?”
“Aku ingin jadi kaya! Menjadi peti yang menyimpan harta karun!” jawab pohon kesatu.
“Wah.. Bagus-bagus!!” ujar pohon tua, senang.  “Kalo kamu?” tanya pohon tua kepada pohon kedua.
“Kalo aku,  ingin menjadi perahu yang dinaiki oleh raja-raja, pejabat atau orang terkenal!” jawab pohon kedua, bangga!
“Wah.. Baguss sekali! Nah kalo kamu, Cil?” tanya pohon tua kepada pohon ketiga, sambil tersenyum lebar.   (Dia dipanggil “Cil,” karena singkatan dari “si Cilik!” Sebab dia pohon yang paling imut)
“Kalo akyu, ingin dekat dengan Tuhankyuu~!” jawab pohon ketiga tersenyum manis, lengkap dengan ke-alay-annya.1
“Laah.. gimana caranya?!”  Pikir pohon tua, kebingungan.  “Okeh-okeh! Saya doakan supaya keinginan kalian terwujud suatu hari nanti, ya!”
“Makasih, Embaah!”  sahut mereka bertiga.
* * *
Dua puluh tahun kemudian, Ketiga pohon tersebut sudah menjadi pohon dewasa yang gagah! Ketiga pohon dewasa tersebut ditebang orang, lalu diangkut oleh perahu untuk dibawa ke tanah perjanjian, tempat bangsa Israel berada.  Karena orang luar negeri tahu; kualitas kayu di negara Indonesia bagus-bagus dan kuat.  Sedangkan pohon tua itu tidak ikut ditebang, sebab kondisi kayunya tidak bagus!
Pohon muda tersebut dibeli orang-orang Israel. Mereka terpisah antara satu dengan yang lain.
Pohon kesatu; dipotong-potong, diamplas lalu dijadikan tempat makan – tempat makan ternak.
Pohon kedua; dipotong-potong, lalu dijadikan perahu nelayan.
Pohon ketiga, juga dipotong-potong, menjadi balok-balok kayu, lalu ditaruh di ruang yang gelap dan dingin.
Mereka merasa sedih sekali, karena nasib mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka impikan.
* * *
Beberapa tahun kemudian, di malam yang gelap, sepasang suami istri yang masih muda, menginap di kandang domba.  Sang istri sedang hamil tua. Lalu bersalin. Ia melahirkan seorang Putera.
Anak itu diberinya kain lampin. Lalu ditaruh di atas tempat makan ternak, yang biasa disebut sebagai palungan.  Tidak lama kemudian, datanglah para gembala hewan, lalu datang juga tiga orang Majus!  Orang Majus tersebut memberikan persembahan; emas, kemenyan dan mur.  Lalu sujud menyembah kepada Bayi itu.
Tersadarlah pohon kesatu, bahwa dia sudah menjadi kaya!  Karena ia menyimpan ‘harta karun’ yang tidak ternilai harganya.  Melebihi emas, perak dan permata.
Impiannya terwujud!
* * *
Pohon kedua yang sudah berubah menjadi perahu nelayan, merasa putus asa!  Karena sudah puluhan tahun, melaut menjadi perahu nelayan.  Bukan menjadi perahu yang mengangkut raja-raja, pembesar atau orang terkenal. Kesombongannya terkikis habis dari hari kesehari, sehingga ia menjadi tidak tinggi hati lagi.
Beberapa waktu kemudian, ketika dia selesai melaut. Dia ditambatkan nelayan di tepi danau Galilea. Tiba-tiba datanglah Seorang laki-laki kepadanya, lalu naik ke atas perahu itu.  Di belakangNya banyak orang mengikuti Dia.  Dan Dia mulai mengajar.
Saat Pria itu sedang mengajar, pohon kedua tersadar; bahwa dia sedang dinaiki oleh Orang Penting dan terkenal.  Melebihi (alm.) Michael Jackson, (alm.) Lee Kuan Yeuw atau Justin Bieber (Lho, emangnya jaman dulu sudah ada mereka??) 
Ia sangat bersyukur, karena impiannya terwujud.  Walau kondisinya tidak seperti apa yang dia bayangkan!
* * *
Pohon ketiga, yang sudah berupa potongan balok-balok kayu; satu per satu balok kayunya diambil oleh prajurit Romawi untuk dijadikan salib, bagi para narapidana yang dijatuhi hukuman mati.
Dia sangat sedih sekali!!!
“Bukannya dekat dengan Tuhan, malah dekat dengan penjahat!!” batin dia.  “Dosa apakah yang telah kulakukan terhadapMu, Tuhan?”  ratap kayu itu yang sudah kehilangan sifat alaynya, karena menderita.
Empat puluh tahun kemudian, potongan kayu terakhir, dibawa oleh seorang Laki-laki menuju Kalvari.  Laki-laki itu terlihat sangat menderita.  Tubuhnya terdapat banyak luka.
Dalam perjalananNya menuju Kalvari atau yang lebih dikenal sebagai Bukit Golgota, Dia terjatuh sebanyak tiga kali.  Sampai akhirnya prajurit Romawi menyuruh Simon dari Kirene untuk menolongNya memanggul kayu tersebut.
Setibanya di Golgota, Laki-laki itu disalib bersama dua orang penjahat.  Orang yang disebelahNya mengejek Dia seraya berkata, “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!”
Tetapi yang seorang lagi membela Dia.  Katanya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?  Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi Orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”  Lalu ia berkata lagi; “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”
Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Lukas 23: 39 – 43)
Tersadarlah pohon ketiga, setelah mendengar percakapan mereka.  Ia sangat terharu dan bersyukur, karena tidak selamanya ia hidup merana.. Impiannya benar-benar terwujud, melebihi apa yang ia perkirakan, yaitu; Dekat dan melekat kepada Allah!!
* * *
Kabar kisah akhir ketiga pohon tersebut tersiar ke seluruh dunia, oleh murid-murid Yesus yang pergi memberitakan Injil. Yaitu; palungan, tempat bayi Yesus diletakkan. Perahu nelayan, yang dipakai Yesus untuk mengajar.  Dan kayu salib; yang dipakai Tuhan Yesus untuk menyelesaikan tugas akhirNya.
Hal itu terdengar pula oleh pohon tua yang kondisinya sudah sangat renta, di pulau Jawa.   Ia tersenyum bangga, lalu robohlah ia terkena hujan badai.
Diceritakan kembali oleh Yenny N.,
 dengan versi baru.
Keterangan:
1.    Alay= singkatan dari kata: anak lebay. “Lebay” sendiri konotasi dari kata ‘berlebihan’.  Kata slang ini mulai dipakai oleh kaum remaja Indonesia pada era tahun 2010-an.

2 komentar: