Halaman

Selasa, 03 Desember 2013

Christmas di Yerusalem

Liburan Natal tahun ini Diana mendapat kesempatan istimewa.  Bertahun-tahun Diana berdoa kepada Tuhan agar bisa mengunjungi kota Jerusalem, negeri Israel.  Akhirnya Ibu mengajaknya pergi; hanya berdua saja.  “Ah senangnyaa!” batin Diana.
Setiba di bandara Soekarno Hatta, mereka berkumpul bersama Ketua Panitia, Bapak Pendeta dari gereja Bethel Indonesia dan peserta tour yang lain.  Setelah menunggu sejam, mereka akhirnya naik maskapai penerbangan Malaysia Airliness.  Pesawat, membawa mereka transit ke Malaysia.    Sampai di sana, mereka menunggu kedatangan kapal Egypt Airliness selama enam jam.  Di Malaysia, Diana membeli sebungkus coklat Hershey’s yang sangat lezat lalu memakannya. Coklat susu bercampur kacang almond tersebut meleleh di lidah. “Mmh.. lezaat!”  Diana mengulum coklat sambil tersenyum simpul.  Tidak lupa, dia membagi coklat tersebut kepada Ibu. 
Setelah lama menunggu, akhirnya rombongan naik pesawat Egypt Airliness menuju negara Mesir.
Semalam-malaman Diana tidak bisa tidur di dalam pesawat.  Jadi dia menyempatkan diri untuk menonton film.  Banyak film-film bagus yang ditawarkan, akhirnya Diana memilih judul, “Jack and The Giant Slayer.”  Cerita fiksi tentang kacang ajaib yang bertumbuh sampai ke atas awan, tempat tinggal para raksasa.
Ketika pesawat tiba di Mesir, mereka segera dibawa panitia tour mengunjungi gereja-gereja; tempat kelahiran nabi Musa, tempat Santo Yusuf dan Bunda Maria menyembunyikan bayi Yesus dari raja Herodes, gereja Sampah – gereja yang terletak di kawasan kumuh – namun gerejanya sendiri sangat indah!   Tidak lupa juga, mereka mengunjungi Piramida (makam raja Firaun) dan Sphinx (singa berkepala manusia)
Setelah mengunjungi Mesir, mereka dibawa bis wisata menuju Negara Israel.  Sampai di perbatasan, mereka ganti bis  dengan bis wisata negeri Israel.   
Rombongan tour kemudian dibawa menginap di kota kelahiran Tuhan Yesus Kristus; kota Betlehem.  Selama di Betlehem, mereka mengunjungi gereja kelahiran Yesus Kristus.  Di dalamnya, mereka mengadakan ibadah Natal.  Pada saat mereka menyanyikan lagu “Malam Kudus,”  suasana Natal semakin terasa.  Setelah itu, mereka mengunjungi gereja “Padang Gembala”; tempat para gembala menerima warta sukacita dari malaikat tentang kelahiran Juruselamat.
Hari-hari berikutnya, mereka mengunjungi kota Yerusalem, sungai Yordan, Laut Mati; dikatakan ‘Laut Mati’ karena di tempat ini kadar garamnya mencapai 35% sehingga tidak ada tumbuhan maupun binatang laut yang mampu hidup di dalamnya.  Melaut di danau Galilea, makan ‘ikan Petrus’; ikan dari hasil tangkapan di danau Galilea. Ke kota Nazareth (tempat Tuhan Yesus hidup), kota Kapernaum (tempat Tuhan Yesus melakukan berbagai macam mukjizat), ke kota Yerikho lalu ke taman Getsemani (tempat Tuhan Yesus berdoa untuk terakhir kali), mengikuti  jalan Via Dolorosa (jalan sengsara Yesus menuju bukit Golgota untuk disalib).  Lalu ke makam Tuhan Yesus (tapi makam tersebut sudah kosong, karena Tuhan Yesus sudah bangkit!), ke tempat pijakan terakhir Tuhan Yesus terangkat naik ke sorga.   Ke kota Kana – tempat Tuhan Yesus pertama kali melakukan mukjizat.  Di Kana, Tuhan Yesus menolong sebuah acara pernikahan yang kehabisan air anggur dengan mengubah air biasa menjadi air anggur. 
Di gereja Kana, Bapak Pendeta meneguhkan kembali  ikatan pernikahan pasangan-pasangan suami-istri Kristiani.  Suasananya sungguh mengharukan.  Ada yang menangis bahagia, ada yang berpelukan, bahkan ada yang membawa cincin, lalu memasangkan ke jari manis pasangannya.
Di kota Kana, mereka juga bisa membeli  wine - air anggur murni bercampur alkohol -untuk dibawa pulang.
Acara travelling diteruskan dengan ke gunung Tabor, tempat Tuhan Yesus dimuliakan bersama nabi Musa dan Elia. Ke gunung Hermon – salah satu gunung tertinggi di Israel – di puncak gunung, terlihat hamparan salju yang sangat luas dan indah! Suasananya seperti negeri di atas awan. Perjalanan akhirnya ditutup dengan pergi ke bukit Nebo, tempat nabi Musa meninggal dunia.
Sepulangnya dari Israel, mereka dibawa melintasi negara Yordania oleh bis wisata, lalu terbang ke Jakarta dengan pesawat Etihad.
Tiba di rumah, Diana menuliskan perjalanan wisatanya tersebut dalam kertas folio untuk diberikan kepada Ayahnya yang tidak ikut melakukan perjalanan wisata. Yenny N.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar