Halaman

Tampilkan postingan dengan label 2011. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 2011. Tampilkan semua postingan

Senin, 14 Mei 2012

Wisata ke Kota Phuket, Negeri Thailand


Ini adalah pertama kali saya menginjakkan kaki ke luar negeri.
Saya, my mom dan rombongan dari Pendidikan Umum Bethel (PU Bethel) Petamburan,  pergi ke Phuket - Thailand dari tanggal 5 s/d 9 Januari 2011. Berikut catatan perjalanannya..

Hari ke-1
Kami, sebagian dari rombongan dari PU Bethel Petamburan, berangkat ke bandara Soekarno Hatta kira-kira jam tiga sore. Setibanya disana, kami bertemu dengan teman-teman yang lain. Total jumlah rombongan kami: 20 orang.
Sampai di bandara, kami menunggu sebentar, lalu naik pesawat Airbus AirAsia jam tujuh lewat seperempat. Selama kurang lebih tiga jam, kami berada di dalam pesawat.
Setibanya di Thailand; jam setengah sebelas malam. Kami menginap kota Patong. Tepatnya; di hotel “Bangkok Residence Hotel.” Suasana malam di kota Patong, mirip dengan daerah Legian – Bali; ramai! Banyak; toko-toko kecil, restoran-restoran kecil, bar/pub kecil, maupun hotel-hotel kecil di sepanjang jalan.

Hari ke-2
Rombongan kami, mengendarai bis sewaan. Ada sopir, guide dan co-guide. Guide dan co-guide kami bisa berbahasa Indonesia dengan fasih. Sehingga perjalanan wisata kami tidak mengalami kendala yang berarti.
Tempat wisata pertama yang kami kunjungi adalah toko “Gems Jewelry.” Tempat jualan perhiasan dan suvernir khas Thailand lainnya. Seperti; tas kain, dompet kulit, dupa aromaterapi, patung Buddha, patung gajah, dsb. Interior toko “Gems Jewelry” serupa dengan toko ‘Batik Keris’ di Indonesia. Pelayannya melayani kami dengan profesional!
Perjalanan dilanjutkan ke wihara Wat Chalong. Wihara terbesar di Phuket dan terkenal di dunia.

Wihara Wat Chalong (Phramahathat Chedi) adalah bangunan yang paling menonjol di Chalong Wat. Dibangun pada tahun 1998. Wat Chalong pertama kali didirikan pada tahun 1837 selama pemerintahan Raja Rama II (1809-1842). (Sekedar info: Wihara ini sudah beberapa kali mengalami renovasi dan pernah berpindah tempat)
Bentuk bangunan wihara ini sangat artistik! Ketika kami masuk ke dalam, kami mesti melepaskan sandal. Lantainya sangat bersih! Saking bersihnya, sampai tidak ada debu yang menempel di telapak kaki kami.
Di dalam ruangan, kami terpesona dengan disain interior, maupun patung-patung Buddha-nya sangat indah! Semuanya di dominasi dengan warna emas. Membuat kami ingin mengabadikannya dengan kamera.

Malam harinya, kami pergi ke tempat pertunjukkan ladyboys (waria) yang bernama: “Simon Cabaret.” Tiket masuknya; untuk VIP = 1.000 bath, tribun = 700 bath. (satu bath sekitar Rp 305,-)
Kami semua duduk di tribun, di bangku paling depan.
Dalam pertunjukkan ini, kami menonton tanpa berkedip!
Para waria yang sangat cantik!! menari dan menyanyi secara lipsync. Mereka sungguh tidak bisa dibedakan dengan wanita.. (kecuali jika kita ajak bicara)
Tata lampu, dan layar dekorasinya sungguh dramatis! Ada nuansa China, Korea, Mesir, India, Thailand, dll. Video Klip (VK) grup musik Aqua (dengan lagu “Barbie Girl”-nya), Lady Gaga (dengan lagu “Bad Romance”). Semua ladyboys dan penari latarnya, menari dan berkostum sesuai dengan nuansa/tema lagu tersebut!
Oya, ada juga ‘Hudson’ made in Thailand (orang yang berpakainya setengah wanita dan setengah pria) tapi Hudson ini tidak bisa dua suara. Pakenya lipsync.
Masih hebatan negeri kita doong?! ;p
Saya sempat berfoto dengan ladyboys-nya. Masing-masing ladyboys menarik uang tip sebesar 50 bath.
 
Hari ke-3
Hari ini kami pergi ke pulau Khao Ping Khun.  Dengan mengendarai perahu kecil, yang muat untuk 25 orang.  Pulau ini disebut juga dengan pulau ‘James Bond island’ karena, dulu waktu tahun 70-an, pernah diadakan shooting film James Bond, yang dibintangi oleh Roger Moore.
Pulau James Bond island berbau amis! Penuh dengan pedagang suvenir, kerang-kerangan, mutiara; maupun cumi bakar. Di bagian belakang pulau, semua orang berfoto dengan latar belakang; Pha Nga Bay. Sebuah pulau yang bentuknya seperti batu menhir* terbalik.  Setelah ke James Bond island, kami menyusuri hutan bakau.  Lalu tiba di restoran terapung.  Sebuah restoran kecil yang terletak di pinggir hutan bakau.  Disini kami makan siang dengan menu; sup tom yam, telur dadar, capcay dan aneka seafood.

Hari ke-4
Dari Phuket kami naik kapal laut bertingkat tiga ke pulau Khai Nok Island.
Di Khai Nok Island, pasir pantainya berwarna putih, penuh dengan kerang dan terumbu karang kecil yang tersapu oleh ombak. Di telapak kaki terasa kasar, air lautnya berwarna biru kehijauan dan kadar garamnya tinggi! Disini banyak batu karang yang indah. Cocok untuk foto-foto! Ikan hias yang kecil-kecil, berani berenang di pinggir pantai. Seolah-olah tidak takut ditangkap orang.
Perjalanan dilanjutkan kembali ke Phi Phi island.  Phi Phi island adalah lokasi utama kunjungan para turis mancanegara. Keindahan pulau Phi Phi ter-ekspos ke seluruh dunia pada saat Leonardo DiCaprio shooting film “The Beach,” di Maya Bay awal tahun 2000-an kemarin.
Butuh waktu sekitar satu jam dua puluh menit dari pulau Khai Nok island menuju tempat itu.
Setibanya di pantai Maya, saya melompat dari sekoci kecil yang disauhkan dari kapal utama.
Saat menjejakkan pasir.. Wuaah! Pasir pantainya itu.. (terasa) lembut sekali di telapak kaki!!! Benar-benar lembut, empuk dan nyaman!! Saya jadi sering merendamkan kaki di air lautnya yang sejuk (dan tidak amis!) Sambil mengibas-ngibaskan pasir di kaki saya.. (jadi nyesel ga ikutan berenang! :) )
Hamparan pasir putih di sepanjang pantai, dengan semak-semak berbentuk hutan kecil di tengah pulau, menambah ke eksotisan Maya Bay!
Maya Bay terkenal dengan keindahan view; (pulau) Phi Phi Don dan Phi Phi Lei yang dipisahkan oleh selat kecil. Bentuknya seperti; dua buah blok gunung batu yang dipisahkan oleh air laut berwarna hijau toska. Pokok e, pemandangan alam di pulai ini; Buagus banget dech!! (two thumbs!)
Rata-rata, para wisatawan asing itu; berenang dengan memakai bikini. Yang laki-lakinya memakai celana hotpants. Buat yang ga’ berenang, mereka berjemur atau berjalan mondar-mandir sambil berbikini/berhotpants plus sunglasses! wOW!!
Setelah bermain-main air di Maya Bay, terakhir kami mengunjungi pulau Monkey Cave.
Disini kami tidak berlama-lama, di pelabuhan. Hingga tidak ada kejadian menarik untuk diceritakan.

Hari ke-5
Sepanjang siang, kami menghabiskan waktu dengan mengepak-ngepakkan koper untuk dibawa pulang. Di dalam bis, kami dibawa ke toko t-shirt murah dan toko snack makanan kering. Seperti; buah-buahan kering, hewan laut yang dikeringkan (ikan teri, juhi, kepiting). Setelah itu kami take off naik pesawat AirAsia menuju Jakarta.
Demikianlah perjalanan saya selama di Phuket – Thailand.

Informasi lainnya:
Binatang
Di Phuket, hewan yang berkeliaran dimana-mana adalah; anjing. Disana tidak saya temui; kucing, tikus, unggas (walau setiap hari makan telur dadar dan telur bebek).
Makanan
Mungkin karena saya ikut tur, jadi tiap hari; pagi; sarapan di hotel (dengan menu non halal), siang dan malam makan; sup tom yam, capcay, telur dadar dan aneka seafood! (sampai blenger!) Disini telur dadar merupakan salah satu jenis menu restoran. Beda dengan Indonesia; yang merupakan menu rumahan.
Lingkungan
Pada umumnya, di Phuket keadaannya tertib, lancar (ga macet!), bersih dan aman.

Epilog
Phuket merupakan tempat wisata yang terkenal di dunia dengan pemandangan alamnya yang masih original. Jika kamu suka dengan pemandangan laut, maka wisata ke Phuket cocok buat kamu! ;)
______
* Menhir = batu besar yang ada di komik Asterix dan Obelix

Wisata ke Bali

Dear friend,

Ini kali ketiganya - tanggal 26 Desember 2010 s/d 1 Januari 2011 - saya pergi ke Bali. Saya pergi bersama seorang teman kuliah di Univ. Bina Nusantara tempo doeloe, dan keluarganya~!

Kali pertama saya pergi ke Bali, waktu umur 7 tahun. Kali kedua; bulan November 2010 kemarin.
Berikut catatan perjalanan saya..
Tanggal 26 Desember 2010
Saya janjian bertemu dengan; Ruddy – teman semasa kuliah dulu - di Tanjung Duren. Setelah lama menunggu (hampir kira-kira sejam lebih), akhirnya dia datang menjemput saya. Dari situ kami melaju ke apartemen Mediterania Garden Residence (MGR), menjemput adik laki-lakinya (dan istri adiknya). Kami berempat pergi ke bandara Soekarno Hatta dengan mengendarai mobil lain, yang disopiri oleh kerabat istri adiknya. Di sana saya bertemu dengan ayah-ibu dan saudara-saudara Ruddy yang lain.
Jam delapan malam, kami naik pesawat AirAsia yang berbeda. Mereka sekeluarga, saya berdua dengan Ruddy (karena booking pesawatnya tidak berbarengan)
Sampai di Bandara Ngurah Rai, kira-kira jam setengah sepuluh malam. Kami menyewa mobil setempat, lalu menginap di sebuah rumah sewaan di daerah Jimbaran.

Tanggal 27 Desember 2010
Kira-kira jam sepuluh pagi kami berangkat ke restoran kecil untuk sarapan disana. Dilanjutkan dengan pergi ke gunung Kintamani. Sayangnya hujan turun agak deras. Sehingga pemandangan gunungnya diselimuti kabut.
Setelah itu, mobil melaju ke ‘Monkey Forest’ di sana kami makan lawar; ekstrim kuliner dari Bali. Yang terbuat dari daging cincang dan sayur-sayuran (kecil) matang, lalu disiram darah babi segar.  Makanan itu terbungkus di dalam daun pisang. Rasanya: absurd, bingung dan terpaksa; nelen! Setelah makan sore, perjalanan dilanjutkan dengan belanja-belanja ke toko souvenir; Krisna.
Toko souvenir Krisna; menjual berbagai macam makanan kering, seperti; kripik nangka, kripik pisang, kacang bali. Yang paling enak adalah; Bakpia rasa jeruk! (kemasan kue-kue kecilnya dibungkus kertas minyak berwarna merah)
Pulang dari belanja, baru kami membeli makanan, untuk makan malam di rumah.
Tanggal 28 Desember 2010
Kami pergi ke Pura Ayun. Kebetulan cuaca sedang cerah. Kami masuk ke dalam, lalu mengeli Pura khas Bali. Disana sedang ada perayaan. Jadi Puranya dihias dengan janur, candinya dililit dengan kain kotak-kotak berwarna hitam-putih (seperti warna papan catur). Bagus sekali!!
Wangi aroma ikan bakar, tercium di hidung kami. Aneka jenis makanan disiapkan koki untuk segenap umat Hindu yang akan bersembahyang. Para jemaah Umat Hindu mulai berdatangan. Yang wanita membawa buah-buahan/makanan diatas kepala. Nantinya, makanan tersebut akan dipersembahkan kepada dewata. Setelah berdoa – menurut sopir kami – makanan tersebut akan dibawa pulang kembali untuk dimakan. Sedangkan yang laki-laki menyetir motor.
Dari Pura Ayun, kami lanjutkan ke Bedugul. Bedugul adalah salah satu objek wisata Bali yang juga terkenal dengan keindahannya. Di Bedugul terdapat; Pura di tengah danau. Pemandangannya sungguh eksotik!
Cuaca agak mendung. Hujan turun rintik-rintik, banyak angin, kami sempat foto-foto sebentar, Setelah itu pergi ke Joger.
Joger adalah salah satu outlet T-Shirt yang paling terkenal di Bali dengan kata-kata nakalnya. Seperti: “Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk sorga.” Disini kami berbelanja beberapa t-shirt dan cinderamata khas Joger.
Perjalanan terakhir hari ini dilanjutkan ke Tanah Lot.
Di Tanah Lot, hari sudah mulai malam. Kami sempat berfoto-foto – karena sudah tidak hujan.
“Rud, loe ngerasain sesuatu ga?” kataku.
“Apa?”
“Air laut disini gak bau seperti di pantai Anyer!”
“Jelaslah! Disini kan lebih bersih!”
Sambil berjalan menuju pulang, saya singgah di toko kecil. Lalu pedagang tatonya menorehkan tato hena berbentuk kupu-kupu di samping betis saya!^^ (for memories! ;p)
Tanggal 29 Desember 2010
Hari ini kami pergi ke pantai Tanjung Benoa. Cuaca tetap tidak bersahabat – hujan deras – lokasi wisata segera dialihkan ke Pasar Sukawati.
Sesampainya di Pasar Sukawati, hujan sudah berhenti. Disini saya membeli beberapa helai baju untuk sanak-family dan untuk dipakai sendiri. Pasar Sukawati sejenis dengan ‘Pasar Tanah Abang’ di Jakarta. Kalau kita pintar menawar, harga baju-bajunya hanya sekitar Rp 10.000,- s/d Rp 20.000,-. Tidak lebih!
Setelah dari Pasar Sukawati, kami pergi ke pantai Kuta. Sampainya di Kuta, hujan kembali mengguyur kota Bali. Jadi kami tidak dapat berbuat apa-apa di pantainya selain makan di warung kecil.
Pulang dari Kuta, kami pindah rumah ke tempat yang lebih besar! Dimana terdapat ruang outdoor di tengah-tengah rumah, yang diisi dengan kolam renang berukuran sedang.
Tanggal 30 Desember 2010
Hari ini kami seharian bermain di Taman Safari & Marine Aquarium Bali. Cuaca sangat cerah, hari ini!!
Harga makanan, minuman, maupun souvenir di tempat ini sangat tinggi! Kalau tidak haus-haus banget, saya ga bakal mau beli aqua botol (600ml) yang seharga Rp 7.500,-!!
Dengan tiket seharga Rp 125.000,- kami melihat-lihat berbagai jenis ikan di aquariumnya, seperti; ikan lemon, ikan piranha, ikan hiu kecil, dll. Lalu naik bis khusus, keliling kebun binatang. Binatang disini tidak sekomplit dan sebanyak di Taman Safari Bogor.
Thanks God, disana saya sempet ngerasain naik onta! Hehe.. Sekali naik (hanya satu putaran jalan, sekitar 2 menit) dipatok harga Rp 30.000,-. Rasanya? Seperti naik odong-odong dikala kecil! :p
Tanggal 31 Desember 2010
Kali ini kami pergi ke toko ‘Titiles.’ Tempat jual sosis babi, dendeng babi/ayam. Di tokonya terdapat satwa-satwa liar yang dipelihara. Seperti; beberapa ekor macan, ular piton, kalelawar, ikan koi, rusa. Sudah persis kebon binatang! Hewan-hewan tersebut ditaruh di dalam kandang.
Siangnya, kami pergi ke Garuda Wisnu Kencana. Disana kami hanya berbelanja di toko suvenirnya. (karena sebagian besar dari kami sudah pernah masuk ke dalam areanya, jadi tidak mau masuk lagi). Sekedar info; di dalam area GWK, terdapat lapangan luas, balok-balok batu besar (berwarna putih) yang dibelah-belah. Kepala Patung Garuda raksasa dan Patung dewa Wisnu raksana. Dari tempat itu - yang notabene jalanannya terus menanjak ke atas – kita bisa melihat pemandangan alam kota Denpasar. Dimana terdapat airport pesawat. Dan pemandangan laut!
(Note: Pic diatas adalah sewaktu saya pergi ke GWK bersama rekan kantor)
Sepulang dari GWK, kami pergi ke toko Krisna lagi untuk belanja sedikit oleh-oleh. Malam harinya, Ruddy dan adiknya (yang baru jadi suami-istri) pergi ke Kuta, menikmati suasana pergantian tahun. Sedangkan saya, orang tua Ruddy dan keluarga kakaknya; menikmati makan malam di pantai Jimbaran.
(ini adalah puncak ceritanya..)
Di pantai Jimbaran, kami makan seafood di tepi pantai. Suasana malam itu sungguh romantis! Petasan kembang api meletup-letup di langit. Sembari makan, pengamen semacam grup Klanting mengiringi acara makan malam kami dengan lagu-lagu barat yang oldest! Disamping kami, rombongan bule melakukan toast sambil bercanda-ria. Saat makanan hampir habis kami santap, hujan turun, hingga membuat kami pontang-panting memberesi makanan, lalu masuk ke dalam ruangan restoran! ;p
Setelah makan malam di Jimbaran, kami kembali ke rumah. Lalu melakukan doa syukuran pergantian tahun. Setelah itu kami mengepak-ngepak barang untuk kembali ke Jakarta. Saat di dalam kamar (saya tidur sendiri). Saya sempat menangis! Rasanya berat banget berpisah dengan keluarga Ruddy yang sangat welcome, ramah dan baik hati itu.
Tanggal 1 Januari 2011
Di pagi hari, kami check-out ke airport. Setibanya di Jakarta, saya menyalami seluruh anggota keluarganya, lalu berpisah. Saya, Ruddy dan adiknya (yang pasangan suami-istri) kembali ke MGR, dengan taksi. Sampai disana, Ruddy mengambil mobilnya, lalu mengantar saya pulang ke rumah. 
End

Sabtu, 04 Februari 2012

Hujan

Bulan Februari, bulan kasih-sayang itu datang lagi. Tak seperti biasanya, hari-hari belakangan ini hujan tak henti-hentinya mengguyur kota Jakarta. Membuat suasana kota yang biasanya panas dan sumpek menjadi sejuk dan segar.
Aku suka sekali dengan hujan! Karena dari kecil tidak diperbolehkan Bunda main hujan-hujanan, membuatku yang sudah dewasa ini senang berjalan dibawah rintik-rintik air hujan. Balas dendam ceritanya! ;)
Saat yang menyenangkan bagiku adalah saat pergi dari rumah menuju mal Senayan City mengendarai ojek. Harumnya bau tanah di sekitar jalanan, disertai terpaan angin dan rintik-rintik hujan membuat tubuhku terasa segar! Walau baju ini menjadi basah, pada akhirnya. Tapi bukan masalah besar bagiku, karena nanti juga kering sendiri.
Jika sedang berada di kantor; dengan ruangan yang cukup luas dan AC hanya satu peka, hujan membuatku tidak kepanasan. Tidak seperti musim kemarau, yang membuat punggungku penuh dengan biang keringat!
Kalau sedang pulang dari kantor, selepas hujan.. Suasana jalanan jadi terlihat lengang. Hal itu mengingatkanku dengan lagu lawas berjudul “Lady Rain” dari grup musik Indecent Obsession. Aku suka banget dengan lagu ini. Karena video klipnya menampilkan gadis cantik berkulit putih, ber-lipstick merah dan berambut hitam legam sedang berteduh dibawah payung. Video klipnya bagus, lagunya juga enak di dengar!
Hujan-hujan begini, juga paling enak minum sup krim ayam. Karena kehangatannya membuat hati terasa nyaman, selain perut juga kenyang!
Tapi. Diantara semua itu, aku paling suka menulis cerita tentang apa saja. Bisa cerpen, chicken soup atau peristiwa-peristiwa berkesan dalam hidup, selepas hujan turun. Seperti tulisan ini contohnya. Tulisan ini aku buat selagi hujan sudah reda dan melepaskan kesejukkan.
Mungkin bagi yang sudah menikah, hal yang paling menyenangkan saat hujan turun adalah bercengkraman dengan pasangan. Sesuatu yang masih jauh bagiku. Karena aku masih single dan belum memiliki kekasih.
Yang jelas, semakin sering hujan, semakin baik (asalkan tidak banjir!) karena gemerlapnya kota Jakarta di tengah rintik-rintik hujan menjadikannya kota yang romantis dan seindah kota Seattle.

Jakarta, 04 Februari 2012
~ Yenny N. ~

Rabu, 11 Januari 2012

Air Blender


Liburan natal dan tahun baru kali ini Siska menginap di rumah tantenya. Siska senang sekali! Karena disana ia bisa bermain dengan anak anjing peliharaan sepupunya, Welly (Anak tante Tia). Anjing jenis Pitbull dan tetkel.
Setiap hari, selain bermain-main dengan anjing, Siska yang selama ini jarang nonton teve, jadi keranjingan nonton teve. Yup! Karena tantenya memasang teve kabel, yang memuat acara Space toon, HBO, Fox, MTV, dll. Siska paling senang nonton film HBO (baca; Eich Bi O) karena setiap hari memutar film-film bioskop yang belum pernah ditontonnya. Seperti; “Jumanjii,” “Karate Kid 3,” “Iron Man,” “The Clash of Titan” dan “The Last Airbender.” Yang bercerita tentang petualangan seorang anak kecil yang memiliki elemen udara.
Siska sukaaa sekali dengan film “The Last Airbender”!! Filmnya penuh dengan adegan berkelahi. Perang jurus dan ilmu. Apalagi filmnya diputar sampai enam kali. Ya! Enam kali.. Tapi Siska ga bosan menontonnya.
Saat kembali pulang ke rumah di Jakarta, Tak henti-hentinya Siska bercerita tentang film itu. Ke pembantu, teman-temannya, maupun saudara sepupunya yang lain.
“Aang keren banget dengan jurus air blendernya!” kata Siska kepada Ricky. Temannya yang sedang tinggal di luar negeri.
“’Air blender’?” “Apa ga salah? ‘Airbender’ kaliii??”
“O.. iya.. ‘Airbender…’”
“Hahahaha.. kalo ‘air blender’ berarti airnya diblender dong?” ejek Ricky.
Sambil tersipu malu.. Siska baru menyadari.. ternyata selama ini dia sudah salah pelafalan. “Airbender” dibaca menjadi “Air blender.”
“Abis aku suka sama ceritanya…”
“Ga papa… namanya juga orang baru belajar bahasa Inggris,” kata Ricky, memaklumi. “Makanya, sering-sering baca buku berbahasa Inggris dan buka kamus, kalo mau fasih berbahasa Inggris!”
“Iya, Rik! Trims ya~?”
Semenjak saat itu, Siska jadi senang membaca buku cerita berbahasa Inggris.

TAMAT

Jakarta, 11 Januari 2012
~ Yenny N. ~

Bully di Sekolah

#Dimuat  di Tabloid My School tgl 17 - 31 Desember 2012, rubrik Cerpen

Siang hari yang terik, setelah Lina menyelesaikan semua pekerjaannya, ia minta izin ke kepala divisi operasional untuk meninggalkan tugas. Biasanya memang ada kantor yang mengizinkan karyawannya bekerja setengah hari, apabila pekerjaannya sudah selesai semua.
Setelah satu setengah jam naik kendaraan umum, akhirnya ia tiba di sekolah SMP Bumi Pertiwi. Ia berjalan menyusuri koridor Sekolah. Setelah bertanya ke bagian Tata Usaha, Dengan deg-degan, ia berjalan menuju kelas IIIB, lalu mengetuk pintu kelas.
* * *
Enam belas tahun yang lalu..
Lina masih bersekolah di SMP Bumi Pertiwi. Ia bukan murid yang cerdas, tapi dibilang bodoh pun, tidak! Saat itu ia sedang dikucilkan oleh teman-temannya karena pernah ketahuan mengutil. Ya! Ia pernah mencuri uang teman sebangkunya. Tapi, setelah ia dipanggil Kepala Sekolah, dan orang tuanya pun dipanggil ke sekolah. Ia menjadi insyaf melakukannya. Karena malu!!
Lina bukan berasal dari keluarga berada. Jadi dia sering iri dengan teman-teman sekolahnya yang menggunakan pager.
Lain halnya dengan guru wali kelasnya. Ibu Ana. Beliau jadi lebih sering memperhatikan ulah Lina serta menekannya. Kalau bukan dibilang menindasnya!
Ketika ia melihat Lina tidak menyimak pelajarannya, ia segera memanggil Lina.
Bu Ana mengambil kursi duduknya sendiri, lalu membalik kursi tersebut hingga menghadap ke papan tulis, lalu Lina disuruh duduk disitu sambil di interogasi macam-macam. Seperti seorang terdakwa dalam sebuah sidang.
Di waktu lain, ia memanggil Lina, yang lagi-lagi terlihat tidak memperhatikan pelajarannya. Lalu menyuruh Lina mempraktekkan apa yang sedang ia lakukan di bangkunya. Yaitu; bermain-main bolpen.
Di waktu lain lagi, ibu Ana duduk disamping Lina, lalu mengikuti semua gerakan Lina.. Lalu berkata, “Kaya’ cacing kepanasan!!”
“Huh!” batin Lina. Lina sakit hati banget dengan gurunya ini. Sayangnya waktu itu adalah tahun sembilan puluhan. Dimana kekerasan guru sekolah dianggap sebagai hukuman biasa.
“Karena anaknya nakal!” demikian slogan tak resmi yang selalu di dengungkan.
Tidak seperti era tahun dua ribuan, dimana guru dapat dituntut bila melakukan kekerasan fisik maupun emosional kepada siswanya.
Itu belum ditambah dengan teman-teman yang selalu mengejeknya.
“Hidup seperti di neraka!” batinnya.
Lina tidak berani mengadu perbuatan teman-temannya maupun gurunya kepada orang tuanya. Karena orang tuanya pun pasti tidak akan membela.
Sepertinya masyarakat memang tidak bisa memberi pengampunan bagi orang yang bersalah. Ketika seseorang berbuat salah, maka stempel negatif selalu melekat di dirinya, meskipun dia sudah bertobat dan tidak akan pernah mengulanginya lagi.
Setahun yang berat akhirnya terlewati.
Kini Lina sudah masuk SMA. Di sekolah yang lain.
Di sekolah ini, ia berubah menjadi siswa berprestasi! Ia selalu masuk dalam peringkat lima besar di kelasnya.
Teman-temannya pun banyak! Dari semua angkatan.
Bersyukur akhirnya ia memiliki seorang pacar yang sangat baik.
Lulus sekolah, ia bekerja. Mengumpulkan uang untuk bekal kuliah.
Tiga tahun kemudian, ia mengambil jurusan psikologi. Pagi hari kuliah, malam hari tetap bekerja.
Lina tumbuh menjadi wanita yang mandiri.
Di tempat ini, Lina mempelajari filsafat dan berbagai macam temperamen manusia. Ada yang periang, cenderung pemurung dan sensitive, ada yang cenderung menonjol (kalau bukan disebut sebagai; ‘pemimpin’) ada yang cenderung pengekor dan sangat santai.
Lina juga belajar menghadapi berbagai tipe orang-orang sulit, seperti; yang suka berbicara terus-menerus, yang suka menyerang, memukul mau pun yang suka mengintimidasi. Dari situ ia mulai memahami bagaimana menghadapi orang-orang sulit tersebut.
Sebelum Lina resmi menjadi konselor, ia pun di di konseling oleh psikolog di universitasnya.
Dari situ baru diketahui; bahwa Lina menyimpan sakit hati terhadap mantan guru SMP-nya itu dan juga kepada teman-teman sekolahnya. Berdasarkan agamanya sendiri, Lina diminta oleh Psikolog untuk mengambil langkah pengampunan terhadap mereka semua. Lina menurut.
Satu bulan berikutnya, salah seorang teman sekolahnya, yang dulu menjadi musuh besarnya.. mengontak dia lewat jejaring sosial Friendster. Lina sangat terkejut, dan bahagia! Ia mengkonfirmasi permintaannya lalu bercakap-cakap lewat menu ‘pesan’. Lina sudah mengampuni temannya ini.
Selang beberapa hari, teman yang menjadi ‘musuh’nya juga, mengontaknya lewat Friendster. Lina segera mengkonfirmasi temannya ini. Ia semakin bahagia!
Sebulan kemudian, sudah banyak teman-temannya – yang dulu merupakan ‘musuh’nya – mengontaknya lewat akun jejaring social; Friendster. Lina kali ini mengucap syukur pada Tuhan, atas pemulihan yang terjadi.
* * *
Tepat enam tahun kemudian..
Saat ini Lina sudah berumur tiga puluh dua tahun. Ia sudah menjadi wanita eksekutif yang matang. Tapi ia masih ingat dengan ‘hutang’ masa remajanya.
Saat mengetuk pintu kelas IIIB, Lina masuk ke dalamnya. Disana ibu Ana sudah terlihat tua.
“Ibu masih ingat saya?”
“Siapa ya?”
“Saya, Lina. Murid tahun 1995. Yang dulu sering dihukum ibu,” kata Lina sambil berdebar-debar.
“Ooooo ya!! Saya ingat!” jawab bu Ana. “Apa kabar? Apa kamu sudah menikah?”
“Sudah, bu.. ” sahut Lina. “Sudah punya anak; dua!” (sambil tersipu malu)
“Ada yang bisa saya bantu?”
“Mm.. begini bu, sebelumnya saya minta maaf.. sebenarnya selama ini.. saya ada ganjalan dengan ibu..”
Suasana hening..
“Saya agak sakit hati waktu ibu menghukum saya; karena tidak memperhatikan pelajaran ibu, bermain bolpen.. terutama saat saya duduk sebagai terdakwa!” LIna menunduk.
“Ooh.. kalau begitu, saya minta maaf! Padahal saat itu, saya juga suka mengatakan hal-hal yang baik tentang kamu, ke orang tuamu..!” Kata ibu Ana sambil tersenyum bijaksana.
Lina menatap wajah ibu Ana dengan nanar.
“Iya, Bu. Saya juga minta maaf karena selama ini saya sudah sakit hati terhadap ibu.”
“Baik, ibu maafkan..!” “Sekarang kamu bekerja dimana?”
Mereka akhirnya terlibat percakapan lain, yang mengasyikkan.
Setelah selesai, mereka bersalaman sebagai sahabat.
“Kapan-kapan, kalau ada waktu, mampir lagi ya?” Kata bu Ana.
‘Iya! Makasih, bu!” Lina segera pamit, lalu meninggalkan ruang kelas.
Ia berjalan keluar sekolah dengan penuh kemenangan!
Setelah melakukan rekonsiliasi, maka sirnalah semua luka hati Lina.

Tamat

Jakarta, 11 Januari 2012
~ Yenny N. ~

Minggu, 27 November 2011

Seorang Putri Di antara si Kembar


“Putri, mau ga’ suatu saat nanti kita ketemuan?” kata Edo lewat media chatting akun facebooknya.

“Boleh! Kapan?”

“Bulan depan ya?”

“Oke!”



* * *

Putri memang sudah lama mengenal Edo. Sejak Edo masih menjadi asisten Dosen di fakultas Ekonomi Akuntansi. Sedangkan Putri adalah mahasiswi ilmu komunikasi. Mereka berkenalan lewat chatting MIRC, sepuluh tahun yang lalu.

Dua minggu yang lalu mereka bertemu kembali secara tidak sengaja lewat jejaring facebook, dan semenjak saat itu, hampir setiap hari mereka chatting di jam yang sama.

Oya, saat ini Putri sudah bekerja menjadi guru bahasa Indonesia di sebuah sekolah swasta, sedangkan Edo menjadi karyawan di sebuah bank ternama.

* * *

Tepat sebulan lewat dua hari.

Trililit! Trililit!

“Hallo, Putri, lagi ngapain? Sibuk ya?” Bunyi telpon yang masuk ke handphone Putri.

“Enggak juga.. Aku baru selesai membuat soal.”

“Besok ketemuan, yuk?”

“Besok? Cepet amat? Apa tidak menunggu minggu depan?”

“Kan besok hari besar..”

“Oke. Dimana dan jam berapa?”

“Di Plaza Senayan, jam sebelas siang.”

“Tapi, Put.. jangan kaget ya kalo ketemu aku.. Aku baru sembuh dari stroke.”

“Stroke? Koq bisa?? Apa benar ini Edo?? Bulan kemarin sepertinya kamu tidak kenapa-napa?”

“Maaf, kalo aku menyembunyikan hal ini. Tapi, kamu ga kecewa ‘kan kalo ketemu aku?”

“Enggak!”

“Baiklah, sampai ketemu besok ya..”

Klik!

Putri bingung sekali.. kalo nomor.. ini nomor Edo. “Kenapa Edo merahasiakan hal ini kepadaku? Bukankah dia sedang bekerja di bank? Ah sudahlah.. kita lihat saja besok!” guman Putri.



* * *

Jam sebelas siang, Putri menunggu di foodcourt Plaza Senayan.

Tiba-tiba, ada orang yang menghampiri dia. Jalannya tertatih-tatih.. sambil memegang tongkat di tangan kanan.

“Edo!? Kenapa bisa jadi begini?”

Edo mengambil kursi, dan duduk secara hati-hati. Dia menjelaskan bahwa selama ini dia telah banyak makan enak. Yang menyebabkan dia jadi semaput. Badannya Lumpuh sebelah kiri.

Putri serasa ingin menangis. Karena diam-diam dia mencintai Edo yang konon wajahnya mirip dengan Glenn Alynzki. Akhirnya mereka kencan dalam kesunyian.



* * *

Seminggu kemudian,

Trililit! Trililit!!

“Hallo, Putri gimana kabarnya? Sedang apa?”

“Ini aku sedang masak.”

“Ooh.. maaf ganggu, Put.” “Put, mmh.. boleh ga aku pinjam uang untuk dana berobatku?”

“Berapa?”

“Tidak banyak.. Hanya tiga ratus ribu rupiah.” “Nanti transfer yak ke nomor 527xxxxxxx atas nama saudaraku, Edi. Soalnya aku ga punya akun di BCA.”

Tanpa menyadarinya, Putri bertanya, “Aku baru tahu kalau kamu punya saudara?”

“Iya, aku punya saudara kembar. Makasih ya, Put.”

Selesai telponan, satu jam kemudian,

Trililit! Trilillit!

“Hallo?”

“ Put, Gimana kabar kamu? Jadi enggak kita ketemuan?”

“Ini siapa??”

“Ini Edo! Masa baru sebulan sudah lupa?”

“Lho? Yang barusan nelpon itu siapa?”

“Siapa?”

“Barusan kamu nelpon aku..”

“Ngg?” “Aku baru nelpon..”

“Yang sakit stroke itu..”

“Ooh.. Itu kembaranku; Edi. Dia baru pulang dari Malang.”

“Hah? Jadi minggu kemarin aku kencan dengan siapa?”

“Haah??“ “Aku ke rumahmu deh sekarang.. Tunggu ya.. sejam lagi aku sampai!”

“Emangnya kamu masih inget alamat rumahku?”

“Masih doong! ‘Kan dulu aku pernah ke rumahmu.. di depan taman Gading itu ‘kan?”

“Iya..”

“Tunggu ya?“

“Oke!”

Klik!

Serasa mau pingsan, kepala Putri jadi nyut-nyutan. Pusing dengan apa yang sedang terjadi.



* * *

Sore hari yang teduh. Saat hujan baru selesai turun. Angin bertiup sepoi-sepoi, menggoyangkan dedaunan.

Tepat satu jam kemudian, saat Putri melihat Edo menyusuri taman. Putri segera berlari memeluk Edo dan menangis.

“Aku hampir kena tipu..” isaknya.

Edo mengusap rambut Putri dengan lembut.

“Maafkan aku..! Seharusnya aku cerita ke kamu kalo aku punya seorang saudara.. Saudara kembar identik! Justru sebenarnya karena wataknya itu, aku tidak ingin memperkenalkanmu dengannya.”

“Ia menyuruhku transfer uang..” “Ia juga memakai hape-mu..”

“Maafkan aku, Putri.. Mungkin saat aku sedang mandi, ia mempergunakan hapeku.” “Tapi kamu belum sempat transfer ‘kan?” sambil memegang pundak Putri.

“Belum!”

“Syukurlah! “ “Nanti aku akan bicara dengannya..”

“Aku mencintaimu Edo!”

“Aku juga.. aku mencintaimu, Putri.” (Sambil mendekap Putri) “Aku tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk menimpamu.”

Dari jauh taksi berlalu perlahan-lahan. Edi menatap sepasang kekasih itu dengan gundah!

“Ke Bandara, pak!” kata Edi, tajam!


TAMAT

Jakarta, 26 Oktober 2011

Yenny N.

Jumat, 05 Agustus 2011

Sang Penulis

Sore hari yang teduh, Milla seperti biasa duduk-duduk di ayunan di taman.
Berayun-ayun..
Berayun-ayun..
Ia memikirkan tentang topik apa yang perlu diangkat untuk mengikuti lomba mengarang cerpen anak di sarikata dot kom. Selama ini ia sudah sering menulis cerita anak-anak.
Akhirnya ia mendapatkan sebuah ide!
Diambilnya buku notes dan bolpen dari tas sekolah yang dibawanya. Lalu pindah ke bangku taman dan mulai menulis..

Ada seorang anak perempuan yang sangat cantik dan cerdas. Namanya; Bella.
Bella tinggal bersama Ayahnya yang bekerja sebagai guru.
Ibunya sudah lama meninggal dunia. Sejak Bella masih berusia lima tahun – sekarang Bella berusia sepuluh tahun.
Setiap hari Bella diasuh pleh pembantunya yang sudah agak tua.
Mereka tinggal di rumah yang cukup besar. Peninggalan almarhum Ibunya. Karena Ibunya adalah anak orang kaya.
Bella senang sekali membaca buku cerita.
Suatu hari, Nina, sahabat Bella, berulang tahun.
Segera Bella mengarang cerita; “Angsa putih,” di sebuah buku kecil.
Selesai mengarang, buku itu disimpannya di dalam laci meja kamar.
Bella tidur bersama Ayahnya.
Ketika Ayahnya pulang kerja, saat hendak mengambil bahan-bahan ulangan siswa di dalam laci, ia menemukan buku kecil karangan anaknya.
Dibacanya buku itu.
“Hmm~! Lumayan juga untuk ukuran anak kecil!” Guman Ayahnya.
Keesokkan harinya, Bella menyerahkan buku kecil berisi karangannya itu kepada Nina.
“Terima kasih, Bella!” seru Nina. Bahagia.
Beberapa bulan kemudian, pada saat ulang tahun Bella, Ayah memberikan hadiah spesial berbentuk segi empat tipis kepada Bella.
”Apa ini, Yah?” Tanya Bella, penasaran.
“Bukalah!” kata Ayahnya.
Ketika dibuka, isinya adalah sebuah Ipad!!
“Makasih Ayah!” seru Bella gembira, sambil memeluk dan mencium kedua pipi Ayahnya.
“Selamat jadi penulis, Nak!”


Milla tersenyum puas dengan isi karangannya. Ia memasukkan notes dan bolpennya ke dalam tas lalu bergegas pulang.
Sesampainya di rumah, ia segera menyalakan komputer!
Yenny N.

Mobil Buatan Boby


 Ini dia cerita yang kukirim ke Sarikata dot kom (akhirnya ketemu)
Ta' revisi dah!^^

Nb. Cerita ini telah dimuat di majalah digital Halo Nanda edisi bulan Agustus 2012.
Bisa dilihat disini
* * *
Mobil Buatan Boby

Alkisah ada seorang anak pengusaha yang kaya raya.  Boby namanya.  Ia baru berumur tujuh tahun.  Boby memiliki mainan yang sangat banyak!!  Ada robot-robotan, pistol-pistolan, telpon-telponan, kereta api, mobil-mobilan yang bisa dikendarai, sepeda, dan sebagainya.

Diantara semua mainannya itu, Boby paling suka mainan Lego.  Mainan yang bisa disusun-susun atau dibongkar pasang membentuk; rumah sakit, istana, rumah tinggal, pom bensin, pohon-pohonan, mobil-mobilan, lengkap dengan boneka kecil-kecilnya yang berfungsi sebagai; sopir kendaraan, tukang bangunan, suster, dokter, penjaga toko, dan lain-lain.

Semakin besar, Boby semakin pintar membentuk mainan Lego.

Ketika di tanya Pamannya, “Apa cita-cita Boby?”

“Menjadi arsitek!” jawabnya.

Karena Boby sudah punya cita-cita sejak kecil, maka Boby menjadi anak yang rajin belajar di sekolah.  Setiap semester, dia termasuk dalam rangking sepuluh besar.

* * *

Sekarang Boby sudah dewasa – sudah kuliah – ia mengambil jurusan arsitektur.  Adik-adik tahu apa itu arsitektur?  Arsitektur adalah bidang study tentang rancang-merancang sebuah bangunan.  Seperti; rumah tinggal, rumah sakit (lengkap dengan kamar-kamarnya), pesawat, kapal laut, dan lain-lain.
Rancangan-rancangan itu, sebelumnya dibuat diatas kertas yang dibentuk kecil-kecil (seperti mainan Lego) Jika sudah jadi, maka akan dibangun versi nyatanya; yaitu bangunan yang bisa kita lihat dan kita pergunakan.

Sambil kuliah, Boby mengambil ekstra kurikuler (ekskul) otomotif.  Yakni; praktek memperbaiki/merakit mobil.

Karena Boby rajin kuliah dan rajin praktek membongkar-pasang mobil, maka setelah lulus kuliah,  Boby menciptakan sebuah mobil yang bisa menjadi rumah tinggal, dan bisa diubah menjadi pesawat terbang.

Mobil ciptaan Boby lebih bagus dan lebih menarik dari model mobil Caravan atau pun model pesawat airbus.  Ukurannya setinggi dua meter setengah dan panjangnya delapan meter.

Ada pun isi mobil ciptaan Boby, di bagian depannya ada tempat duduk untuk menyetir (seperti pilot/pengemudi mobil), dibagian tengahnya ada ruang tengah (lengkap dengan sofa kecil, meja kecil, TV, DVD Player, PS2, IPad dan radio).  Di bagian belakang ada ruang tidur (lengkap dengan ranjang, lemari kecil dan kaca - tempat mematut diri) beserta  kamar mandi (lengkap dengan closet duduk, shower dan westafel).

Berkat kecanggihan teknologi, mobil tersebut jika sedang di parkir, panjang sayapnya bisa melipat – secara otomatis - menjadi tiga bagian. Hingga bisa masuk pada kotak-kotak yang menyatu pada dinding mobil; yang berada di samping kiri-kanan mobil.
Sedangkan jika mobilnya sedang terbang, ban-ban mobilnya bisa dimasukkan ke dalam badan pesawat.

Sebelum mobil ciptaan Boby diperbanyak untuk dijual, mobil itu dicoba dulu keamanannya. 
“Aman gak nih buat pemakainya?” pikir para ahli mesin. 
Setelah dirasa aman. Mobil tersebut dibuat sebanyak mungkin.  Lalu dijual dengan harga yang mahal, karena merupakan penemuan baru.
Mobil tersebut, cocok bagi orang yang hobi berpetualang.  Yaitu; orang-orang yang suka pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Pada saat Boby hendak menjual mobil-mobilnya ke seluruh dunia..  Ayah Boby keburu meninggal karena sakit jantung.   Sedih sekali hati Boby.  Tapi ia tetap melaksanakan niatnya; menjual mobil-mobilnya itu ke seluruh dunia.

Akhirnya, Boby menjadi terkenal di dunia otomotif, seperti; Honda dan Ford. Sekaligus menjadi salah satu orang terkaya di dunia.  Karena semasa hidup orang tuanya, ia menjadi anak yang berbakti dan taat pada agama.

“Ayah, kupersembahkan keberhasilanku ini kepadamu!”  kata Boby sambil meletakkan seikat bunga diatas pusara Ayahnya.
Yenny N.















Untung Ada Handphone!


-->

Liburan mid semester tiba.  Vino ikut pergi bertamasya ke danau Situpatenggang, Bandung. Bersama keluarga Bibinya.   Dalam perjalanan dari Jakarta menuju Bandung mereka melewati tol Cikampek. Beruntung jalanan tidak macet.  Jadi dalam empat jam perjalanan, mereka sudah sampai di Bandung.
Paman, membuka kaca mobil.  Semilir udara sejuk memasuki seluruh ruangan.   Dika, sepupu Vino yang umurnya sebaya, juga ikut membuka jendela.  Mereka begitu menikmati suasana itu.

Setelah menikmati makan siang, mobil segera melaju ke danau tersebut.  Sesampainya disana, mereka bersenda gurau, foto-foto, lalu bermain air.  Disana juga ada rombongan turis lokal, dari daerah Medan dan Surabaya yang juga berwisata ke danau itu.  Banyak juga anak-anak kecil yang bermain air.

Vino segera akrab dengan anak-anak dari rombongan dari Medan.  Terutama seorang gadis manis yang usianya sebaya dengan Vino.  Mereka bermain perahu bebek yang dikayuh dengan pedal kaki. 
Karena ramainya pengunjung, tanpa disadari keluarga bibinya sudah pergi meninggalkan danau tersebut.
Tak lama kemudian gadis itu pun pulang bersama rombongannya.
Vino tertinggal!
Dengan panik dia langsung menelpon nomor handphone bibinya,  “Tan!!  Saya ketinggalan  di danau!!!” pekiknya!
“Rasain kamu!  Main saja terus!”  kata Bibinya sambil menggoda.

Tak lama kemudian, Vino dijemput oleh mobil Bibinya.
Dengan pucat, Vino berteriak, “Mereka (teman-teman sepermainnya) meninggalkan saya!!!” 
“Hahahaha….”  Tawa keluarga bibinya.
“Makanya kalau main jangan jauh-jauh dari jangkauan kami!  Untung kamu bawa handphone!  Tante juga sebenarnya mau nelponin kamu, tapi ga ada sinyal!”

Sepulangnya dari Bandung, Vino menjadi bahan gurauan seluruh keluarga. 
“Aku tidak akan main di tempat yang jauh lagi!” Janji Vino dalam hati. Yenny N.